Ustadz Thoriq Aziz. |
Perantara-Nasional.Com, Sragen - Ustadz Thoriq Aziz, Direktur Al Munawarah Center For Islamic dan Arabic Studies, (Pusat Studi Islam dan Arab Al Munawarah), menegaskan pentingnya penilaian dan masukan yang bersifat membangun bagi pemerintah.
Ustadz Thoriq berpendapat bahwa kritik yang tajam dan transparan dapat membantu pemerintah tetap berfokus pada komitmennya dan mendorong pembangunan yang lebih terarah.
Sebagai negara demokratis, kebebasan pers dianggap sebagai pilar utama dalam menjaga keseimbangan demokrasi. Bagi pemerintah, kebebasan pers bukan hanya suatu kewajiban yang perlu dijaga, tetapi juga merupakan penyemangat yang memperkuat kinerja pemerintah. Dalam konteks ini, kritik terbuka, kritik pedas, dan kritik tajam memiliki peran yang signifikan karena dapat membantu pemerintah membangun arah yang lebih tepat dan konsisten.
Ustadz
Thoriq menyatakan bahwa kebebasan pers sesuai dengan prinsip demokrasi yang
diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999. Kebebasan pers dianggap sebagai
tanggung jawab bersama karena melalui fungsi kontrol ini, baik pemerintah
maupun masyarakat diharapkan dapat mencapai tingkat kebaikan yang lebih tinggi
dalam konteks demokrasi.
Kemajuan
teknologi membawa tantangan baru, seperti penyebaran berita palsu di media
sosial. Ustadz Thoriq berharap agar media menjadi pelopor dalam memberikan
pendidikan dan literasi kepada masyarakat, menjelaskan bahwa kebebasan pers
harus digunakan secara bijak dan konstruktif.
Ustadz
Thoriq juga menekankan agar media tetap mempertahankan integritasnya. Baginya,
kunci kesuksesan Indonesia terletak pada keberadaan media yang kuat dan
terdidik.
"Kepada
rekan-rekan di media, saya ingin meyampaikan, tetaplah menjaga integritas, mengedepankan nilai-nilai kebenaran, serta
memberikan pendidikan dan literasi kepada masyarakat. Media yang kuat,
terdidik, dan berintegritas merupakan syarat mutlak bagi kemajuan bangsa ini," ujar Ustadz Thoriq.
Social Header